CLOSE
Bagaimana Kabar IHSG Hari Ini?
Faktor yang menyebabkan pelemahan dari indeks domestik, regional, eropa serta US pada hari senin yakni terakit kekhawatiran penyebaran virus Covid-19 varian delta yang dapat menyebar dengan sangat cepat sehingga memicu kekhawatiran akan kembali menurunnya perekonomian secara global. Di sisi lain, kebijakan bank sentral di berbagai negara yang menggelontorkan stimulus dengan program pembelian aset (quantitative easing/QE) memicu kenaikan inflasi. Alhasil, ada risiko pertumbuhan ekonomi kembali merosot, sementara inflasi terus menanjak, hal tersebut disebut dengan stagflasi. Pertumbuhan ekonomi kuartal 2 China sudah rilis dan tercatat masih mengalami perlambatan meskipun tidak sedalam tahun lalu yakni tumbuh 7,9%, sedikit lebih rendah dari prediksi para ekonomi yang disurvei Reuters sebesar 8,1%, dan pertumbuhan 18,3% di kuartal sebelumnya. Biro Statistik China mengatakan pertumbuhan ekonomi China masih kuat dan berkelanjutan, tetapi masih ada risiko dari penyebaran virus corona secara global serta pemulihan ekonomi yang "belum berimbang" di dalam negeri. Kemudian untuk kasus Covid-19 dalam negeri dalam 4 hari berturut-turut menunjukkan adanya penurunan. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus positif bertambah 34.257 orang, turun jauh dari hari sebelumnya sebanyak 44.721 orang, dan rekor tertinggi 56.757 orang yang tercatat pada Kamis pekan lalu. Jika kita lihat dari tingkat uji test covid-19 selama 4 hari ini juga cenderung mengalami penurunan, artinya penurunan kasus harian ini bisa jadi salah satu faktornya karna tingkat uji test nya yang lebih rendah juga. Meskipun ada penurunan, namun untuk PPKM Mikro Darurat belum ada kabar apakah tetap akan diperpanjang hingga Juli atau dipangkas sebelum akhir Juli, karna untuk sementara ini masih dengan keputusan diperpanjang hingga Juli. ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar untuk hari Rabu (21/7/2021) selain dari perkembangan kasus Covid-19 domestik dan global yakni terkait rilis data cadangan minyak mentah serta gasoline US yang diproyeksikan akan cenderung berkurang masing-masing -4.167M dan -1.367M. Katalis tambahan untuk minyak mentah bahwa beberapa hari lalu OPEC akhirnya bersepakat untuk menambah produksi minyak mentah guna mengantisipasi lonjakan permintaan yang akan dilaksanakan pada Agustus mendatang, dengan kenaikan rata-rata 400.000 barrel per hari. Kemudian untuk Jepang akan rilis data terkait Neraca Perdaganagn bulan Juni, kemudian ekspor dan impor selama bulan Juni juga yang ketiganya diproyeksikan tumbuh cukup baik, meskipun untuk impor proyeksinya masih cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 46.2% dari 49.6%.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com